Teruntuk jenuh yang selalu kau kibaskan
Aku belum mampu merasakan aromanya
Salah satu indra ku sepertinya tidak berfungsi dengan baik
Teruntuk candu yang selalu kau hempaskan
Aku bisa apa?
Kau sangat pandai memainkan peranmu
Aku begitu terperangah menyaksikannya
Kau kah itu?
Seseorang yang selalu membuatku terkesima
Lantas perlahan melahapku seketika
Teruntuk asa yang terus membuncah
Jangan coba bermain-main
Aku bisa saja meredamnya
Hingga benar-benar mati
Jika telah kupadamkan
Sekuat apapun kau ingin menyalakannya
Angin selalu datang melabuhkan hempasan cantiknya
Desember sebentar lagi berlalu
Mengapa kau mengajariku untuk ikut berlalu?
Tahukah kau?
Aku di sini berdiri tepat di depan gerbang
Hujan mengguyur tubuhku
Angin memberontak memaksaku untuk pergi
Tapi, apakah kau tau jawabanku?
Aku percaya setelah hujan reda akan ada pelangi yang menyapa
Warita Desember
