Latihan Dasar Kepemimpinan Pengurus Rohis SMKN 6 Makassar: Membangun Generasi Pemimpin yang Berintegritas
Oleh: Dedi Gunawan Saputra
(Dosen Universitas Negeri Makassar)
Analisis Situasi
Pengurus Rohis (Rohani Islam) di SMKN 6 Makassar memegang peran penting dalam membentuk karakter religius dan jiwa kepemimpinan siswa. Sebagai organisasi berbasis keagamaan, Rohis bertugas menyelenggarakan kegiatan yang mendukung pembinaan moral dan spiritual siswa. Namun, efektivitas organisasi ini sering kali bergantung pada kompetensi pengurusnya, khususnya dalam hal kepemimpinan.
Teori kepemimpinan situasional oleh Hersey, Blanchard, dan Johnson (2013) menekankan bahwa seorang pemimpin perlu menyesuaikan gaya kepemimpinannya berdasarkan tingkat kesiapan pengikutnya. Hal ini relevan dengan kondisi pengurus Rohis, yang memiliki tingkat pengalaman dan kematangan yang beragam. Selain itu, Bass dan Riggio (2006) menjelaskan bahwa kepemimpinan transformasional sangat penting untuk menciptakan visi yang menginspirasi dan membangun komitmen kolektif dalam organisasi. Pengurus Rohis perlu dilatih untuk menjadi pemimpin yang tidak hanya memotivasi anggota, tetapi juga mampu memberikan pengaruh ideal dan mempertimbangkan kebutuhan individu.
Robbins dan Judge (2019) menyoroti pentingnya komunikasi dalam tim dan dinamika organisasi. Dalam konteks pengurus Rohis, komunikasi yang baik sangat diperlukan untuk menyelaraskan tujuan, mengelola konflik, dan memastikan kelancaran operasional kegiatan. Sebagai pengurus yang sering berinteraksi dalam tim, keterampilan ini perlu diasah agar organisasi dapat berjalan secara harmonis. Menurut Yukl (2013), kepemimpinan bukan sekadar posisi, tetapi melibatkan proses memengaruhi dan memotivasi orang lain untuk mencapai tujuan bersama. Dalam konteks ini, pengurus Rohis menghadapi tantangan dalam menjalankan tugas kepemimpinan secara efektif. Hasil diskusi dengan pihak sekolah mengungkapkan bahwa sebagian besar pengurus belum memiliki kemampuan dasar kepemimpinan, seperti komunikasi efektif, pengambilan keputusan strategis, dan manajemen waktu.
Selain itu, Northouse (2021) menegaskan bahwa kepemimpinan adalah kombinasi antara keterampilan teknis, hubungan interpersonal, dan kemampuan konseptual. Dalam kasus pengurus Rohis, kurangnya pengalaman dan pembekalan menyebabkan rendahnya kemampuan mereka dalam memotivasi anggota, menyelesaikan konflik, dan mengelola program. Situasi ini menjadi kendala yang dapat menghambat pencapaian tujuan organisasi.
Kepemimpinan merupakan keterampilan yang perlu dilatih. Menurut Bass dan Avolio (1994), pelatihan kepemimpinan dapat meningkatkan kemampuan individu untuk memimpin dengan cara membangun kepercayaan diri dan keterampilan praktis. Oleh karena itu, pelaksanaan Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK) menjadi solusi strategis untuk menjawab kebutuhan pengurus Rohis SMKN 6 Makassar.
Permasalahan Mitra
Pengurus Rohis SMKN 6 Makassar menghadapi sejumlah tantangan dalam menjalankan fungsi kepemimpinan organisasi. Sebagai kelompok siswa yang bertanggung jawab atas kegiatan keagamaan dan pengembangan moral di sekolah, mereka diharapkan mampu menjadi panutan serta penggerak kegiatan positif. Namun, kenyataan di lapangan menunjukkan adanya kesenjangan dalam kemampuan mereka menjalankan peran tersebut.
Permasalahan utama yang teridentifikasi adalah kurangnya pemahaman pengurus mengenai prinsip dasar kepemimpinan. Hal ini terlihat dari kesulitan mereka dalam merancang, mengorganisasi, dan mengevaluasi program-program Rohis secara efektif. Selain itu, rendahnya rasa percaya diri pengurus dalam berbicara di depan umum atau mengambil keputusan strategis turut menjadi kendala yang signifikan.
Kondisi ini diperburuk oleh minimnya pengalaman para pengurus dalam menghadapi situasi kompleks, seperti menyelesaikan konflik internal atau memotivasi anggota. Akibatnya, beberapa kegiatan Rohis tidak terlaksana dengan optimal, dan dampaknya pada siswa di luar organisasi menjadi kurang signifikan.
Permasalahan tersebut mencerminkan kebutuhan mendesak akan pembekalan berupa pelatihan yang tidak hanya memberikan teori kepemimpinan, tetapi juga melatih keterampilan praktis yang relevan dengan peran mereka. Dengan pendekatan yang tepat, pelatihan dapat menjadi solusi strategis untuk meningkatkan kualitas kepemimpinan pengurus Rohis SMKN 6 Makassar.
Solusi Permasalahan
Untuk mengatasi berbagai permasalahan yang dihadapi oleh pengurus Rohis SMKN 6 Makassar, Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK) dirancang sebagai solusi yang komprehensif. LDK ini bertujuan untuk membekali pengurus dengan pengetahuan dan keterampilan dasar kepemimpinan yang diperlukan untuk menjalankan organisasi dengan lebih efektif dan efisien.
Seperti yang diungkapkan oleh Yukl (2013), pelatihan kepemimpinan harus mencakup aspek-aspek penting seperti pengambilan keputusan, komunikasi efektif, dan manajemen tim. Oleh karena itu, LDK ini mencakup berbagai materi dan kegiatan yang dirancang untuk mengembangkan keterampilan tersebut. Berikut adalah rincian solusi yang diimplementasikan dalam LDK Pengurus Rohis SMKN 6 Makassar:
- Ceramah tentang Prinsip-Prinsip Kepemimpinan
Ceramah ini mengupas dasar-dasar kepemimpinan yang efektif, termasuk teori-teori kepemimpinan yang relevan. Materi ceramah mengacu pada pemahaman kepemimpinan menurut Northouse (2021), yang menekankan pentingnya kombinasi antara keterampilan teknis, hubungan interpersonal, dan kemampuan konseptual dalam kepemimpinan. - Diskusi Kelompok
Diskusi kelompok menjadi sarana bagi pengurus untuk berinteraksi, berbagi pengalaman, dan menyelesaikan masalah secara kolektif. Metode ini memungkinkan pengurus untuk mengasah keterampilan komunikasi dan kerja sama tim, sesuai dengan prinsip yang dijelaskan oleh Yukl (2013) tentang pentingnya kepemimpinan yang partisipatif. - Studi Kasus dan Simulasi Pemecahan Masalah
Pengurus dihadapkan pada berbagai studi kasus yang mencerminkan tantangan nyata yang mungkin mereka hadapi dalam organisasi. Simulasi ini membantu mereka mengembangkan keterampilan analitis dan pengambilan keputusan yang efektif, yang merupakan inti dari kepemimpinan yang efektif menurut Northouse (2021). - Games Kepemimpinan
Permainan ini dirancang untuk meningkatkan kepercayaan diri dan kemampuan bekerja sama dalam tim. Dengan menghadirkan situasi yang menyenangkan namun menantang, games kepemimpinan dapat membantu mengembangkan keterampilan interpersonal dan membangun ikatan yang kuat di antara pengurus. - Evaluasi dan Refleksi
Setelah setiap sesi, pengurus diajak untuk melakukan evaluasi dan refleksi terhadap materi yang telah disampaikan dan kegiatan yang telah dilakukan. Proses ini penting untuk memastikan bahwa setiap peserta memahami dan dapat mengaplikasikan keterampilan yang mereka peroleh dalam konteks organisasi Rohis.
Dengan pelaksanaan LDK ini, diharapkan pengurus Rohis SMKN 6 Makassar dapat meningkatkan kapasitas kepemimpinannya, sehingga mampu menjalankan tugas dan tanggung jawab mereka dengan lebih baik. Selain itu, pelatihan ini juga diharapkan dapat membangun rasa percaya diri dan komitmen pengurus dalam membawa organisasi ke arah yang lebih positif dan produktif.
Metode Pelaksanaan
Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK) Pengurus Rohis SMKN 6 Makassar dirancang dengan pendekatan yang komprehensif untuk memastikan setiap peserta mendapatkan pemahaman teoretis sekaligus keterampilan praktis yang relevan. Metode pelaksanaan kegiatan ini mencakup lima langkah utama yang dirancang berdasarkan solusi yang telah dirumuskan:
- Ceramah tentang Prinsip-Prinsip Kepemimpinan
Kegiatan dimulai dengan sesi ceramah yang bertujuan untuk memberikan pengantar dan pemahaman mendalam mengenai konsep dasar kepemimpinan. Narasumber ceramah, Dedi Gunawan Saputra, S.Pd., M.M., M.Pd., menjelaskan teori-teori kepemimpinan, seperti kepemimpinan transformasional dan partisipatif, dengan merujuk pada pandangan Yukl (2013) dan Northouse (2021). Dalam sesi ini, peserta juga diajak untuk memahami pentingnya keseimbangan antara keterampilan teknis, hubungan interpersonal, dan kemampuan konseptual dalam kepemimpinan. - Diskusi Kelompok
Setelah ceramah, peserta dibagi menjadi beberapa kelompok kecil untuk melakukan diskusi. Diskusi ini difasilitasi oleh mentor yang membimbing pengurus dalam menganalisis tantangan nyata yang mereka hadapi dalam organisasi. Proses ini memberikan ruang bagi peserta untuk bertukar gagasan, mengasah keterampilan komunikasi, dan belajar bekerja sama dalam tim, sebagaimana ditekankan oleh Yukl (2013) tentang pentingnya kepemimpinan kolaboratif. - Studi Kasus dan Simulasi Pemecahan Masalah
Peserta diberikan studi kasus yang relevan dengan situasi yang mungkin mereka temui dalam kegiatan organisasi Rohis. Studi kasus ini dirancang untuk menguji kemampuan analisis dan pemecahan masalah secara strategis. Dalam simulasi, peserta diajak untuk mempraktikkan pengambilan keputusan yang efektif, dengan bimbingan narasumber yang memberikan umpan balik konstruktif. - Games Kepemimpinan
Permainan (games) dirancang untuk membangun kepercayaan diri, kerja sama tim, dan ketahanan dalam menghadapi tekanan. Misalnya, permainan “Tower of Trust” yang melibatkan kerja sama dalam membangun struktur dengan alat sederhana. Aktivitas ini tidak hanya menyenangkan, tetapi juga memberikan pelajaran tentang pentingnya komunikasi dan koordinasi dalam tim. - Evaluasi dan Refleksi
Setiap sesi diakhiri dengan evaluasi dan refleksi. Peserta diminta untuk berbagi pengalaman, memberikan tanggapan terhadap materi dan aktivitas yang telah dilakukan, serta mengidentifikasi pembelajaran yang mereka peroleh. Refleksi ini bertujuan untuk memperkuat pemahaman peserta dan membantu mereka merencanakan penerapan keterampilan yang telah dipelajari dalam kegiatan Rohis di masa depan.
Dengan metode ini, pelaksanaan LDK diharapkan tidak hanya memberikan pengalaman belajar yang bermakna, tetapi juga mampu menghasilkan dampak positif yang nyata pada kemampuan kepemimpinan pengurus Rohis SMKN 6 Makassar.
Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan dilaksanakan pada Selasa, 3 Desember 2024, bertempat di SMKN 6 Makassar, Jalan Andi Djemma No. 132, Kecamatan Rappocini, Kota Makassar.
Sebanyak 30 pengurus Rohis hadir dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan ini. Pelatihan dimulai dengan ceramah pembukaan oleh narasumber ahli, dilanjutkan dengan diskusi dan simulasi kepemimpinan. Games interaktif menjadi salah satu sesi yang paling menarik karena melibatkan seluruh peserta untuk bekerja sama dalam tim. Selain itu, diakhiri dengan evaluasi dan refleksi.
Hasil yang Dicapai
Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK) yang dilaksanakan di Masjid SMKN 6 Makassar pada 3 Desember 2024 menghasilkan dampak positif yang signifikan bagi pengurus Rohis. Hasil utama yang dicapai adalah peningkatan pemahaman dan keterampilan peserta dalam aspek-aspek penting kepemimpinan. Selama pelatihan, peserta menunjukkan perkembangan dalam kemampuan komunikasi, pengambilan keputusan, dan kerja sama tim.
Ceramah dan diskusi kelompok membantu peserta memahami teori kepemimpinan, seperti kepemimpinan transformasional dan kolaboratif, serta cara mengaplikasikannya dalam organisasi. Simulasi dan studi kasus mempersiapkan peserta untuk menghadapi tantangan nyata, sementara games kepemimpinan meningkatkan rasa percaya diri dan solidaritas antaranggota. Evaluasi pascapelatihan menunjukkan bahwa 85% peserta merasa lebih siap menjalankan tugas kepemimpinan dalam organisasi Rohis, dengan banyak dari mereka mengungkapkan peningkatan motivasi untuk berkontribusi lebih baik.
Faktor Pendukung
Keberhasilan pelatihan ini didukung oleh sejumlah faktor. Pertama, komitmen tinggi dari peserta dan dukungan penuh dari pihak sekolah, khususnya kepala sekolah dan pembina Rohis. Mereka memberikan fasilitas berupa ruang pelatihan di masjid sekolah yang nyaman dan kondusif untuk kegiatan.
Kedua, materi pelatihan yang relevan dan narasumber yang kompeten turut memberikan pengaruh positif. Narasumber menyampaikan materi dengan pendekatan interaktif, sehingga peserta dapat dengan mudah memahami dan mengaitkannya dengan situasi mereka. Selain itu, metode yang digunakan, seperti diskusi, simulasi, dan games, menciptakan suasana yang dinamis dan memotivasi peserta untuk terlibat aktif.
Faktor Penghambat
Pelaksanaan LDK tidak luput dari kendala. Salah satu faktor penghambat adalah keterbatasan waktu pelaksanaan. Karena pelatihan hanya berlangsung satu hari, beberapa materi tidak dapat dibahas secara mendalam, sehingga peserta perlu melanjutkan pembelajaran secara mandiri.
Selain itu, keberagaman tingkat kemampuan peserta menjadi tantangan tersendiri. Beberapa peserta yang baru bergabung di Rohis membutuhkan lebih banyak waktu untuk memahami konsep-konsep kepemimpinan dibandingkan dengan peserta yang lebih berpengalaman. Hal ini sempat memengaruhi ritme kegiatan, meskipun dapat diatasi dengan bimbingan yang lebih personal dari narasumber dan fasilitator.
Meskipun terdapat beberapa hambatan, hasil pelatihan menunjukkan bahwa mayoritas peserta berhasil mengambil manfaat dari kegiatan ini, dan tantangan yang ada tidak mengurangi kualitas pembelajaran secara keseluruhan.
Kesimpulan dan Saran
Pelaksanaan Latihan Dasar Kepemimpinan berhasil memberikan dampak positif terhadap pengurus Rohis SMKN 6 Makassar, baik dari segi pemahaman konsep kepemimpinan maupun praktiknya. Kegiatan ini sebaiknya dijadikan agenda rutin dengan durasi waktu yang lebih panjang agar materi dapat disampaikan lebih mendalam.
Daftar Pustaka
- Bass, B. M., & Avolio, B. J. (1994). Improving organizational effectiveness through transformational leadership. Sage.
- Bass, B. M., & Riggio, R. E. (2006). Transformational leadership (2nd ed.). Mahwah, NJ: Lawrence Erlbaum Associates.
- Northouse, P. G. (2021). Leadership: Theory and practice (9th ed.). Thousand Oaks, CA: SAGE Publications.
- Yukl, G. (2013). Leadership in organizations (8th ed.). Boston, MA: Pearson.
- Robbins, S. P., & Judge, T. A. (2019). Organizational behavior (18th ed.). Upper Saddle River, NJ: Pearson.
- Hersey, P., Blanchard, K. H., & Johnson, D. E. (2013). Management of organizational behavior: Leading human resources (10th ed.). Upper Saddle River, NJ: Pearson.