AMSI Sulsel Gelar Training Literasi Berita, Bangkitkan Semangat Jurnalisme

  • Bagikan

MEDIA.DEDIKASI.org, MAKASSAR – Sedikitnya 40 peserta mengikuti training literasi berita yang diselenggarakan secara daring oleh Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Sulawesi Selatan melalui dukungan Google News Initiative bersama Cek Fakta, Sabtu (11/9/2021).

Kegiatan yang digelar secara daring melalui google meet ini menghadirkan managing editor Kompas.com, Heru Margianto dan praktisi media dari Suara.com, Arsito Hidayatullah sebagai mentor dalam training literasi berita. Berbagai latar belakang profesi hadir mengikuti kegiatan pelatihan ini.

Ketua AMSI Sulsel, Herwin Bahar dalam sambutannya mengatakan, para peserta pelatihan diikuti dari berbagai latar belakang, mulai dari mahasiswa, jurnalis, dosen, guru, dan juga praktisi media. “Kita harapkan melalui pelatihan ini, para peserta bisa mendapat bayangan tentang bagaimana menyikapi informasi yang banyak beredar, termasuk bagaimana cara menangkal hoax,” ungkapnya.

Sementara itu, Irene Jay Liu, News Lab Lead Google Asia Pacific (APAC) melalui video pengantar menyampaikan pentingnya keterlibatan semua pihak melawan mis-informasi. Ia berharap training ini dapat membantu masyarakat mengidentifikasi kebenaran informasi tersebut berdasarkan fakta atau hanya sekadar fiksi.

“Terlebih di era pandemi, jika kita tidak dapat membedakan antara informasi yang benar dan fiksi, itu bisa menjadi masalah hidup dan mati. Apalagi informasi tersebut adalah informasi penting yang akan menjadi pertimbangan untuk mengambil keputusan penting bagi keluarga yang mereka cintai,” ujarnya.

Kegiatan ini dihadiri juga Dedi Gunawan Saputra selaku pemimpin redaksi Media Dedikasi. Beliau mengapresiasi terselenggaranya kegiatan ini sebagai langkah maju untuk memperbaiki cara pandang masyarakat terkait berita yang ada. “Kegiatan ini sangat penting untuk diketahui secara masif dan komprehensif terkait literasi yang tentunya menjadi hal urgen dalam merespons setiap berita yang masyarakat konsumsi. Semoga ke depannya setiap media tetap memperhatikan beberapa aspek standar dalam literasi berita ini agar dapat menjadi dambaan pembacanya”, ungkap Dedi.

 

  • Bagikan